Minggu, 22 April 2012

Pembukaan Majelis Sholawat Polinema



Tepat pada hari kamis tanggal 13 Jumadil ula 1433 H atau pada 5 April 2012 kemarin, Rispol mengadakan acara Pembukaan Majelis Sholawat Polinema yang dihadiri dari kalangan dosen, mahasiswa, dan karyawan. Acara yang dihelat di Masjid An-Nur Kampus 2 Polinema ini cukup banyak yang dengan antusias datang walau diadakan pada ba’da Magrib, sekitar pukul 17.45 – 21.45 WIB.
Menurut Ahmad Robiul Abdillah (Prodi TI Tingkat 1) selaku Ketua Pelaksana, Konsep acara ini dimulai dengan pembacaan sholawat terlebih dahulu, kemudian pembacaan manakib (biografi) Nabi Muhammad SAW dan yang terakhir diisi dengan siraman rohani oleh seorang Habib yang begitu dicintai masyarakat Kota Malang Raya, yaitu Habib Achmad Jamal bin Toha Ba’agil.
Banyak sekali ilmu-ilmu agama yang menyegarkan kembali pemikiran para jama’ah pada kesempatan itu. Mulai dari kisahnya mengenai krisis identitas yang dialami oleh remaja Islam saat ini. Beliau menjelaskan bahwa para penerus Islam mulai dari anak-anak hingga sampai pemuda-pemuda pun telah mengalami penyakit degradasi moral karena krisis identitas itu. Krisis identitas yang dimaksud adalah mereka tidak mengenal siapa sebenarnya mereka dan harus menjadi seperti apa mereka.
Habib Jamal menjelaskan, bahwa penyakit ini ditimbulkan karena mereka tidak mendalami agama mereka sendiri, yaitu Agama Islam. Bahkan mereka hanya mengenal Nabi Muhammad hanya sebagai orang biasa tanpa keistimewaan apa-apa seperti manusia umumnya dan hanya sebagai utusan Allah SWT. Padahal jika mereka mau menelaah, Muhammad SAW adalah orang termulia yang karenanya dunia ini diciptakan oleh Allah. Satu-satunya Nabi yang memiliki keistimewaan diantaranya pernah diberangkatkan pada malam hari dari Masjidil Harom ke Masjid Al-Aqsha, kemudian menuju Sidrotul Muntaha yang berada di langit ke-tujuh. Yang ketika disana, Beliau mampu berkomunikasi dengan Allah tanpa ada perantara sedikitpun.



Lebih jauh lagi, Habib Jamal bercerita mengenai keistimewaan Rasulullah dalam hal kekuatan fisik yang setara dengan 40 laki-laki paling kuat pada masa itu. Yang dengan petunjuk dan pertolongan-Nya jualah mampu memenangi banyak peperangan besar, seperti Perang Khaibar bahkan Perang Badar. Inilah Uswatun Hasanah sebenarnya untuk seluruh alam.
Hal lain yang juga penting untuk diingat adalah mengenai sholawat itu sendiri, Habib yang sering memberikan ceramah di Majelis Ta’lim wal Maulid Ar-Ridwan ini bercerita mengenai seorang pemuda yang bertanya kepada Rasulullah tentang ibadah,” ’Apakah boleh jikalau aku hanya berdzikir 2/3 dan 1/3 sisanya kuganti dengan sholawat?’ Rasulullah pun menjawab, ‘Boleh’, pemuda itu bertanya lagi,’Bagaimana jika 1/3 dzikir dan 2/3 nya sholawat?’ Rasulullah pun menjawab,’Boleh’ dan pemuda ini pun bertanya lagi,’Bagaimana jika 3/3 nya adalah sholawat?’ maka Rasulullah pun menjawab,’Boleh’.”
Oleh karena itulah, kita sebagai para pemuda masa depan yang akan membawa panji Islam berikutnya, harus menanamkan pada diri kita untuk selalu mencintai Rasulullah dan berusaha menjadi seperti beliau. Entah itu dari segi akhlak, kecerdasan, maupun kekuatan fisik.
Semoga dengan adanya Majelis Sholawat Polinema yang akan di gelar pada tiap awal bulan ini bisa mengambil hati para pemuda Islam di kawasan Polieknik Negeri Malang untuk kembali kepada Uswatun Hasanah sebenarnya, yaitu Rasulullah SAW, sehingga kejayaan umat Islam yang begitu gemilang bisa terulang lagi di tangan kita. Amin. (rachmat wijaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar